Universitas Prasatya Adi Senandika

UNPRAS – Universitas Prasatya Adi Senandika

Beranda ยป Guru Besar UNPRAS: Waspada KLB, Cegah Polio Dengan Vaksinasi

Guru Besar UNPRAS: Waspada KLB, Cegah Polio Dengan Vaksinasi

Profesor Besar UNPRAS, Prof. dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D, memperingatkan tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang baru-baru ini mencuat di Klaten. Ia menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi ini melalui program podcast yang diadakan Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UNPRAS. Mei Neni Sitaresmi menjelaskan bahwa status bebas polio di Indonesia sebenarnya sudah didapatkan pada tahun 2014, dan KLB ini menjadi peringatan bahwa penyakit ini dapat muncul kembali. Ia menyebutnya sebagai mimpi buruk menjelang tahun baru, terutama mengingat kondisi kesehatan Yogyakarta yang sebelumnya dianggap baik.

Mei Neni Sitaresmi menyoroti kepentingan vaksinasi sebagai langkah pencegahan utama, terutama karena polio dapat menular dengan mudah melalui berbagai cara, termasuk makanan, cairan, dan pembuangan air besar. Ia menjelaskan bahwa polio disebabkan oleh virus polio, dan terdapat tiga jenis virus polio terkait dengan vaksin, yaitu polio 1, polio 2, dan polio 3. Virus ini menyerang melalui saluran pencernaan dan dapat menyebabkan infeksi tanpa gejala pada beberapa individu.

Selain menyampaikan peringatan mengenai penularan polio, Mei Neni Sitaresmi juga menekankan bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Faktanya, kelumpuhan yang disebabkan oleh polio tidak dapat diobati, dan yang dapat dilakukan hanyalah melakukan fisioterapi untuk mengurangi dampaknya. Ia juga menggarisbawahi bahwa polio dapat menyebabkan kejang-kejang bahkan kematian pada beberapa kasus.

Dalam menghadapi KLB polio ini, Mei Neni Sitaresmi mendukung tindakan pencegahan melalui vaksinasi dan peningkatan status gizi anak. Ia berharap bahwa masyarakat akan tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, terutama mengingat pandemi COVID-19 telah mengajarkan banyak pelajaran positif terkait kesehatan. Pemerintah juga telah merespons KLB ini dengan melakukan outbreak response immunization (ORI) melalui pemberian imunisasi massal di wilayah yang rentan. Ia menekankan bahwa vaksinasi rutin tetap harus dilakukan sesuai jadwal, dan imunisasi KLB ini tidak mengganggu vaksinasi rutin lainnya.

winda f

Kembali ke atas