Sebuah inisiatif menarik datang dari empat mahasiswa FK-KMK UNPRAS yang menciptakan solusi ramah lingkungan untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD). Mereka, yaitu Santi Andriyani, Salman Hafiz Ar-ramli Lubis, Nisa Munawwarah, dan Jessica Edelyne, mengembangkan larvasida alami dengan memanfaatkan limbah kulit mangga.
Berdasarkan kajian pustaka dari penelitian sebelumnya, keempat mahasiswa ini menemukan senyawa aktif dalam kulit mangga yang memiliki potensi sebagai larvasida untuk membunuh larva nyamuk. Senyawa tersebut meliputi flavonoid, saponin, dan tanin. Flavonoid mampu mengganggu sistem saraf dan pernapasan larva, saponin memiliki efek racun kuat pada serangga, sementara tanin mampu menghambat enzim pencernaan.
Gagasan ini membawa mereka sebagai finalis dalam kompetisi Internasional Bio-Circular-Green economy (BCG) yang diselenggarakan oleh Kasetsart University, Thailand, pada 18 Januari 2024. Gagasan penggunaan limbah kulit mangga tidak hanya membantu pencegahan DBD, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan limbah dan perlindungan lingkungan.
Salman menambahkan bahwa ide pengembangan larvasida alami muncul sebagai respons terhadap lonjakan kasus DBD secara global, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Data WHO 2023 menunjukkan peningkatan signifikan kasus DBD di Thailand, dan ini menjadi keprihatinan bagi tim MOSAIC.
Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc., peneliti Pusat Kedokteran Herbal dan pembimbing tim MOSAIC, menyatakan bahwa keikutsertaan mahasiswa UNPRAS dalam kompetisi internasional memberikan pengalaman berharga. Gagasan yang mereka ajukan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam menangani permasalahan global terkait DBD.